Tragedi Sebelum Jatuhnya AirAsia QZ8501
Selasa, 06 Januari 2015
Add Comment
Beberapa hal yang terjadi sebelum jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501
1. Jam terbang pesawat AirAsia QZ8501 tujuan Singapura ini seharusnya hari Minggu 28 Desember 2014 jam 07.20 WIB tapi manajemen memajukan jadwal terbang menjadi pukul 05.36 dan memberitahukan kepada 155 penumpang melalui e-mail.
2. Baru 30 menit terbang, pesawat yang diawaki Pilot Irianto dan Kopilot Remi Emmanuel meminta bergeser ke kiri sejauh tujuh mil dari lintasan. "Permintaan itu (bergeser ke kiri) sudah terkonfirmasi dan disetujui oleh ATC (Air Traffic Control) di Ujung Pandang dan diketahui oleh ATC Jakarta.
3. Pada jarak 50 mil laut, pilot kembali meminta perubahan tinggi level terbang yang awalnya dengan ketinggian 32 ribu kaki menjadi 38 ribu kaki tanpa alasan. Posisi pesawat sudah di batas kewenangan ATC Ujung Pandang Makassar dan Jakarta.
4. Karena padatnya jalur terbang maka level terbang hanya disetujui untuk ketinggian 34 ribu kaki atau di bawah LNI 626 yang sedang terbang menyilang di atas AirAsia QZ8501 di ketinggian 37 ribu kaki.
5. Menurut Direktur Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau AirNav Indonesia, perubahan level terbang menjadi lebih tinggi yang diminta AirAsia QZ8501 adalah permintaan biasa. Tidak ada sinyal darurat saat meminta perubahan tersebut.
6. Tragedi terjadi. Tepat jam 07.14 WIB atau sekitar 1 jam 15 menit perjalanan, pesawat dilaporkan hilang kontak. Hilangnya status AirAsia QZ8501 tersebut tak lama setelah permintaan perubahan level terbang dari 32 ribu menjadi 34 ribu kaki yang disetujui ATC Jakarta.
7. Sejak hilang kontak, tidak pernah sekali pun terdengar sinyal darurat, baik dari Emergency Locater Transmitter (ELT) maupun dari Underwater Locator Beacon (ULB) dari AirAsia QZ8501. Begitu juga dengan sinyal 'PING' dari black box. Hingga hari ketujuh pencarian, Sabtu 3 Januari 2015, belum pernah tertangkap sinyal tersebut oleh tim pencari.
8. Selasa, 30 Desember 2014, sekitar pukul 14.49, Badan SAR Nasional menemukan serpihan pesawat dan enam korban AirAsia QZ8501 yang mengapung di perairan laut Selat Karimata. Hingga memasuki hari ketujuh pencarian, 3 Januari 2015, total 30 korban sudah terevakuasi dan di bawa ke Bandara Juanda Surabaya.
Video Kronologi Jatuhnya AirAsia QZ8501
Sumber viva | metrotv | terbarutau
2. Baru 30 menit terbang, pesawat yang diawaki Pilot Irianto dan Kopilot Remi Emmanuel meminta bergeser ke kiri sejauh tujuh mil dari lintasan. "Permintaan itu (bergeser ke kiri) sudah terkonfirmasi dan disetujui oleh ATC (Air Traffic Control) di Ujung Pandang dan diketahui oleh ATC Jakarta.
3. Pada jarak 50 mil laut, pilot kembali meminta perubahan tinggi level terbang yang awalnya dengan ketinggian 32 ribu kaki menjadi 38 ribu kaki tanpa alasan. Posisi pesawat sudah di batas kewenangan ATC Ujung Pandang Makassar dan Jakarta.
4. Karena padatnya jalur terbang maka level terbang hanya disetujui untuk ketinggian 34 ribu kaki atau di bawah LNI 626 yang sedang terbang menyilang di atas AirAsia QZ8501 di ketinggian 37 ribu kaki.
5. Menurut Direktur Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau AirNav Indonesia, perubahan level terbang menjadi lebih tinggi yang diminta AirAsia QZ8501 adalah permintaan biasa. Tidak ada sinyal darurat saat meminta perubahan tersebut.
6. Tragedi terjadi. Tepat jam 07.14 WIB atau sekitar 1 jam 15 menit perjalanan, pesawat dilaporkan hilang kontak. Hilangnya status AirAsia QZ8501 tersebut tak lama setelah permintaan perubahan level terbang dari 32 ribu menjadi 34 ribu kaki yang disetujui ATC Jakarta.
7. Sejak hilang kontak, tidak pernah sekali pun terdengar sinyal darurat, baik dari Emergency Locater Transmitter (ELT) maupun dari Underwater Locator Beacon (ULB) dari AirAsia QZ8501. Begitu juga dengan sinyal 'PING' dari black box. Hingga hari ketujuh pencarian, Sabtu 3 Januari 2015, belum pernah tertangkap sinyal tersebut oleh tim pencari.
8. Selasa, 30 Desember 2014, sekitar pukul 14.49, Badan SAR Nasional menemukan serpihan pesawat dan enam korban AirAsia QZ8501 yang mengapung di perairan laut Selat Karimata. Hingga memasuki hari ketujuh pencarian, 3 Januari 2015, total 30 korban sudah terevakuasi dan di bawa ke Bandara Juanda Surabaya.
Video Kronologi Jatuhnya AirAsia QZ8501
Sumber viva | metrotv | terbarutau
0 Response to "Tragedi Sebelum Jatuhnya AirAsia QZ8501"
Posting Komentar
Terimakasih atas kunjungan anda, Berkomentarlah sesuai Tema dan Judul Postingan pada blog Terbarutau, Komentar yang mengandung unsur SPAM dan SARA akan dihapus..