Kecelakaan KRL menabrak Metromini di Muara Agke
Senin, 07 Desember 2015
Add Comment
Pantauan Kompas.com, badan bus tersebut telah dipotong-potong agar dapat dipindahkan dari rel serta memudahkan evakuasi korban.
Bagian-bagian bus dipindahkan dan dikumpulkan menjadi satu di dekat peron Stasiun Angke.
Atap bus tampak terpisah dari badan bawah. Tangki bahan bakar bus, bagian roda, dan mesin juga sudah terpisah.
Sebagian kecil rangka bus masih tersebar dalam radius 200 meter dari lokasi tabrakan. Ada bagian roda bus yang telah dipindahkan di tepi rel, ada mesin, dan ada pula bagian rangka lain yang sudah tidak dikenali di got samping rel.
Kondisi sebagian besar puing ini hancur tak berbentuk. Belum diketahui kapan bangkai bus itu akan dipindahkan. Kini bangkai bus itu menjadi tontonan warga.
Bus itu diduga menerobos pelintasan kerea di Tubagus Angke. Saat itu, pintu pelintasan dalam kondisi tertutup dan sinyal tanda kereta akan melintas telah berbunyi.
Sejumlah saksi mengatakan, sopir tetap melajukan bus meskipun jarak kereta dan pelintasan tinggal 50 meter.
Metromini itu tak berhasil menyeberang pelintasan. Bagian kanan bus tertabrak KRL dan bus terseret hingga ke dekat stasiun.
Sebanyak 18 orang meninggal dunia dalam kejadian tersebut, sementara 6 orang lainnya mengalami luka-luka.
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian menuturkan, Metro Mini 80 jurusan Kalideres-Grogol yang mengalami kecelakaan dengan Kereta Rel Listrik (KRL) Jatinegara-Bogor, sempat terseret sejauh 200 meter. Hal itu dikarenakan laju kereta yang cukup kencang.
"Metro Mini itu dari arah Jembatan 5 ke arah Kalideres dan terseret sejauh 200 meter. Akibat dari peristriwa ini, Metro Mini rusak berat," ujar Tito di lokasi kejadian kecelakaan perlintasan kereta api dekat Stasiun Angke, Jembatan 5, Jakarta, Minggu (6/12/2015).
Berdasarkan pantauan di lokasi kejadian kecelakaan, pecahan kaca yang diduga berasal dari kaca minibus Metro Mini, berserakan di perlintasan. Berbagai alat pendukung sarana kereta api termasuk sensor sinyal pun mengalami rusak.
Tito menuturkan hingga saat ini pihak kepolisian masih terus menghimpun informasi untuk mengetahui lebih jelas kronologi kecelakaan yang menewaskan 13 orang dan menyisakan 7 korban luka.
"Petugas palang pintu sudah dilakuakan pemeriksaan. Keterangan saksi-saksi juga sudah kita lakukan (pemeriksaan). Kita akan cari informasi lebih lanjut," pungkas Irjen Tito.
KOMPAS | LIPUTAN 6
Bagian-bagian bus dipindahkan dan dikumpulkan menjadi satu di dekat peron Stasiun Angke.
Atap bus tampak terpisah dari badan bawah. Tangki bahan bakar bus, bagian roda, dan mesin juga sudah terpisah.
Sebagian kecil rangka bus masih tersebar dalam radius 200 meter dari lokasi tabrakan. Ada bagian roda bus yang telah dipindahkan di tepi rel, ada mesin, dan ada pula bagian rangka lain yang sudah tidak dikenali di got samping rel.
Kondisi sebagian besar puing ini hancur tak berbentuk. Belum diketahui kapan bangkai bus itu akan dipindahkan. Kini bangkai bus itu menjadi tontonan warga.
Bus itu diduga menerobos pelintasan kerea di Tubagus Angke. Saat itu, pintu pelintasan dalam kondisi tertutup dan sinyal tanda kereta akan melintas telah berbunyi.
Sejumlah saksi mengatakan, sopir tetap melajukan bus meskipun jarak kereta dan pelintasan tinggal 50 meter.
Metromini itu tak berhasil menyeberang pelintasan. Bagian kanan bus tertabrak KRL dan bus terseret hingga ke dekat stasiun.
Sebanyak 18 orang meninggal dunia dalam kejadian tersebut, sementara 6 orang lainnya mengalami luka-luka.
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian menuturkan, Metro Mini 80 jurusan Kalideres-Grogol yang mengalami kecelakaan dengan Kereta Rel Listrik (KRL) Jatinegara-Bogor, sempat terseret sejauh 200 meter. Hal itu dikarenakan laju kereta yang cukup kencang.
"Metro Mini itu dari arah Jembatan 5 ke arah Kalideres dan terseret sejauh 200 meter. Akibat dari peristriwa ini, Metro Mini rusak berat," ujar Tito di lokasi kejadian kecelakaan perlintasan kereta api dekat Stasiun Angke, Jembatan 5, Jakarta, Minggu (6/12/2015).
Berdasarkan pantauan di lokasi kejadian kecelakaan, pecahan kaca yang diduga berasal dari kaca minibus Metro Mini, berserakan di perlintasan. Berbagai alat pendukung sarana kereta api termasuk sensor sinyal pun mengalami rusak.
Tito menuturkan hingga saat ini pihak kepolisian masih terus menghimpun informasi untuk mengetahui lebih jelas kronologi kecelakaan yang menewaskan 13 orang dan menyisakan 7 korban luka.
"Petugas palang pintu sudah dilakuakan pemeriksaan. Keterangan saksi-saksi juga sudah kita lakukan (pemeriksaan). Kita akan cari informasi lebih lanjut," pungkas Irjen Tito.
KOMPAS | LIPUTAN 6
0 Response to "Kecelakaan KRL menabrak Metromini di Muara Agke"
Posting Komentar
Terimakasih atas kunjungan anda, Berkomentarlah sesuai Tema dan Judul Postingan pada blog Terbarutau, Komentar yang mengandung unsur SPAM dan SARA akan dihapus..